sinopsis hachiko



Hachiko : A Dog’s story

Kisah ini berwal didepan stasiun troli yang membawa barang-barang menjatuhkan sebuah kandang yang berisi seekor anak anjing akita dari jepang berwarna putih dengan belang coklat. Anjing itu ditemukan oleh seorang pria bernama Parker Wilson. Parker langsung mengambil anak anjing itu dan menggendongnya, ia bertanya pada penjaga stasiun bernama carl siapa pemilik anak anjing tersebut dan bermaksud menitipkannya untuk sementara sambil menunggu pemiliknya datang. Namun si penjaga stasiun menolak dengan alasan karena tidak ada yang menjaganya pada malam hari juga ia harus mengunci pintu loket stasiun dan meninggalkan anak anjing itu sendirian di dalam. Akhirnya parker pun membawa anak anjing itu ke rumahnya dan meletakkanya di ruang tamu lalu menutup pintunya, namun anak anjing itu keluar membuka pintu dan menghampiri parker di kamarnya. Istri parker Cate yang melihat ada seekor anak anjing dikamarnya kaget. Ia melarang suaminya untuk memelihara anak anjing tersebut dan menyuruh parker untuk membawa anjing tersebut ke penampungan.
Keesokan paginya parker membawa anak anjing itu ke penampungan hewan. Namun pihak penampungan hewan menolak karena tempat itu sudah penuh. Akhirnya parker membawa anjing itu pada temannya seorang penjaga toko buku, wanita itu menyukainya namun tidak dengan kucingnya. Akhirnya parker membawa anjing itu naik kereta untuk pergi kekantornya. Di kantor, Parker diberi tahu oleh seorang rekan yang orang Jepang bernama Ken, bahwa tanda di kalung anak anjing itu dibaca sebagai Hachiko, dalam bahasa Jepang, Hachiko berarti nasib baik. Parker lalu memberi nama anak anjing itu, Hachi. Menurut Ken, Parker dan Hachi sudah ditakdirkan untuk saling bertemu. Bukan hanya parker yang menyukai hachi tapi putrinya andy juga mulai menyukai hachi. Hari demi hari berlalu hachi mulai tumbuh menjadi anjing dewasa dan Hachi telah menjadi anjing setia Parker. Ia semakin dekat dengan parker. Meskipun demikian, Parker heran Hachi menolak untuk melakukan kebiasaan normal seekor anjing seperti mengejar dan memungut bola. Suatu hari ketika parker ingin berangkat ke kantor hachi mengikutinya dari belakang, parker sudah berusaha menyuruhnya pulang namun hachi tetap mengikutinya sampai di stasiun. Seampainya di stasiun parker menyuruh hachi pulang, hachi pun pulang namun ketika sore hari tiba hachi datang ke stasiun menyambut parker.
Suatu pagi seperti biasanya parker mengajak hachi mengantarnya ke stasiun namun hachi tidak mau dan hanya berputar-putar di tempat. Parker pun akhirnya meninggalkan hachi, tak lama kemudian ia sampai dia stasiun dan tak lama juga hachi sampai disana sambil membawa bola. Tak biasanya hachi ingin bermain lempar tangkap dengan parker. Parker pun akhirnya bermain sebentar dengan hachi lalu berpamitan denganya, namun hachi seakan menahan parker untuk pergi ke kantor. Seperti biasanya parker mengajar, tapi hari itu parker mengajar sambil memegang bola hachi. Namun tiba-tiba parker terkena serangan jantung, pingsan dan meninggal dunia.
Di stasiun seperti biasa hachi dengan sabar menunggu kedatangan parker, namun sampai malam menjelang parker tak juga datang. Hingga michel menantu parker menjemputnya dan membawanya pulang. Keesokan paginya hachi kembali lagi ke stasiun untuk menunggu tuannya, hal itu berulang terus setiap hari. Setelah meninggalnya parker, Cate memutuskan untuk menjual rumahnya dan hachi dibawa oleh puterinya andy. Hachi tinggal bersama andy, michel dan ronnie putra mereka. Namun hachi sepertinya tidak nyaman tinggal disana. Ia pun pernah kabur dan kembali ke stasiun. Namun andy membawanya pulang kembali.
Suatu hari andy mencoba berbicara dengan hachi, ia mencoba meyakinkan hachi bahwa ia dan keluarganya menyayangi hachi, namun andy tidak mau memaksa hachi untuk tinggal bersamanya. Akhirnya hachi lebih memilih untuk kembali dan menunggu parker di stasiun. Hachi tidur di gerbong kereta yang telah rusak dan kembali ke stasiun setiap pukul 05.00 sore menunggu kedatangan parker. Jas penjual hot dog di stasiun yang kasian pada hachi selalu memberi makan dan minum untuk hachi.
          Pada satu hari, wartawan surat kabar bernama Teddy ingin tahu soal asal usul Hachi. Ia bertanya apakah dirinya dibolehkan menulis cerita tentang anjing itu. Setelah membaca artikel di surat kabar, orang-orang mulai mengirimi Carl uang, dengan pesan agar uang tersebut dibelikan makanan untuk Hachi. Ken sahabat Parker membaca artikel yang ditulis Carl, dan menyatakan kesediaan untuk membayari biaya hidup Hachi. Walaupun Parker sudah setahun meninggal dunia, Ken menyadari Hachi masih ingin dan merasa harus menunggu kepulangan tuannya, serta berharap tuannya masih hidup.
         
Tahun demi tahun berlalu, tak terasa telah 10 tahun setelah meninggalnya parker. Cate yang datang untuk berziarah ke makam parker kaget ketika melihat hachi masih setia menunggu parker di stasiun. Ia tak tega melihat anjing tua yang lemah dan kotor itu menunggu terus menerus di stasiun. Sesampainya cate dirumah, ia menceritakan kisah suaminya dan anjing kesayangannya hachi yang begitu setia. Ronnie yang mendengar hal tersebut dari neneknya begitu kagum pada sosok hachi dan kakeknya walaupun ia belum pernah bertemu dengan mereka. Suatu malam hachi yang masuh setia menunggu tuanya tertidur lelap di tempat ia biasa menunggu, ia bermimpi bertemu dengan parker tuannya dan bermain bersamanya, dan ternyata parker pun membawa serta hachi bersamanya.
Ronnie yang sangat tertarik dengan cerita kakeknya dan anjingnya hachi menceritakan kisah kakeknya di depan kelas dan teman-temannya. Kesetiaan Hachi menunggu Parker, kakek Ronnie, menjadikan Hachi sebagai pahlawan selama-lamanya di mata Ronnie. Ketika pulang keruamh betepa terkejutnya ronnie mendapati ayahnya memberikannya seekor ank anjing akita yang ia ber nama hachi. Sore itu, Ronnie berjalan-jalan bersama seekor anak anjing Akita di tempat kakeknya pernah berjalan-jalan bersama Hachi.

Anjing Hachiko yang sebenarnya, lahir di Odate, Prefektur Akita, Jepang pada tahun 1923. Setelah pemiliknya yang bernama Dr. Eisaburo Ueno, seorang dosen di Universitas Tokyo meninggal dunia pada bulan Mei 1925, keesokan harinya Hachi kembali menunggu kepulangan tuannya di Stasiun Shibuya. Ia terus menunggu, dan menunggu hingga sembilan tahun berikutnya. Hachiko akhirnya mati pada bulan Maret 1935. Patung Hachiko dari perunggu, kini dapat dijumpai di tempatnya biasa menunggu, di luar Stasiun Shibuya, Tokyo.
 Kisah ini begitu melegenda ditengah-tengah rakyat jepang, kesetian dan kesabaran hachiko menunggu tuannya begitu menyentuh hati. Seekor anjing saja bisa begitu setia pada sang majikan bahkan sampai detik-detik kematiannya

Comments